Rabu, 22 Juni 2016

Pengertian Pancasila, Butir, Lambang, Fungsi & Filsafat



Secara Umum, Pengertian Pancasila adalah ideologi dasar negara Indonesia dan menjadi landasan keputusan bangsa Indonesia yang mencerminkan kepribadian bangsa dan sebagai dasar dalam mengatur pemerintahan negara. Secara etimologis, Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti dasar. Jadi, Pancasila adalah lima dasar.

Sejarah Istilah Pancasila
Sejarah Istilah Pancasila - Pancasila sudah ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit dengan sila-sila yang telah diterapkan dalam kehidupan masyarakat maupun kerajaan yang walaupun rumusannya belum konkrit. Berdasarkan buku Sutasoma karangan dari Mpu Tantular, pancasila diartikan sebagai berbatu sendi lima atau pelaksanaan kesusilaan yang lima.

Pengertian Pancasila Menurut Para Ahli
Pengertian Pancasila Menurut Para Ahli-Selain dari pengertian umum pancasila, terdapat pendapat beberapa ahli atau tokoh dalam memberikan pendapat mengenai pengertian Pancasila antara lain sebagai berikut...

·       Muhammad Yamin : Pengertian pancasila menurut Muhammad Yamin adalah lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik.  Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila berarti sendi, asas, dasar, atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik.

·       Notonegoro : Pengertian pancasila menurut Notonegoro adalah dasar falsafah negara Indonesia, sehingga dapat diartikan kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia, sehingga dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan, serta bagian pertahanan bangsa dan negara.

·       Ir. Soekarno : Pengertian pancasila menurut soekarno adalah isi jiwa bangsa Indonesia secara turun-temurun yang sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, Pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia.

Butir-Butir Pengamalan Pancasila
Butir-Butir Pengamalan Pancasila - Sebelumnya terdapat 36 butir pengamalan pancasila menurut ketetapan MPR no.II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa yang menjabarkan kelima asas Pancasila, namun ketetapan tersebut dicabut dengan ketetapan baru dengan Tap MPR no. I/MPR/2003 yang terdiri dari 45 butir Pancasila. 45 Butir pengamalan Pancasila adalah sebagai berikut...


Butir Pengamalan Pancasila pada Sila Pertama (I) yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa


1.   Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2.   Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing yang adil dan beradab.
3.   Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4.   Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
5.   Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6.   Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7.   Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

Butir Pengamalan Pancasila pada Sila Kedua (II) yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab
  1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
  3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia
  4. Mengembangkan sika saling tenggang rasa dan tea selira
  5. Mengembangkan sika tidak semena-mena terhadap orang lain
  6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
  7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
  8. Berani membela kebenaran dan keadilan
  9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia
  10. Mengembangkan sikap hormat menghoarmati dan bekerjasama dengan bangsa lain. 
Butir Pengamalan Pancasila pada Sila Ketiga (III) yaitu Persatuan Indonesia
  1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan.
  2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentinga negara dan bangsa apabila diperlukan 
  3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa
  4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia
  5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
  6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
  7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Butri Pengamalan Pancasila pada Sila Keempat (IV) yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
  1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama
  2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain
  3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama
  4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan
  5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah
  6. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah
  7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan
  8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur
  9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama
  10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan permusyawaratan.
Butir Pengamalan Pancasila pada Sila Kelima (V) yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
  1. Mengembangkan perbuatan yang luhr, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan
  2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama
  3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
  4. Menghormati hak orang lain
  5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri
  6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain
  7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
  8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum
  9. Suka bekerja keras
  10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama
  11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Lambang Pancasila



Fungsi Pancasila
Fungsi Pancasila - Pancasila sebagai dasar negara memiliki fungsi yang sangat penting bagi bangsa Indonesia yaitu sebagai berikut...
  1. Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Pancasila menjadi pandangan hidup bangsa karena nilai-nila terkandung dalam sila pancasila berasal dari budaya masyarakat bangsa Indonesia sendiri, sehingga Pancasila sebagai cita-cita moral sebagai pedoman, pegangan atau kekuatan rohaniah bangsa Indonesia dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.
  2. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia. karena Pancasila sebagai jiwa Bangsa Indonesia lahir bersamaan dengan adanya Bangsa Indonesia sendiri sejak zaman dahulu kala. dimana menurut Prof. Mr. A.G. Pringgodigdo bahwa Pancasila telah ada sejak adanya Bangsa Indonesia yang memberikan corak khas kepada Bangsa Indonesia yang tak dapat dipisahkan dari bangsa Indoensia, serta sebagai pembeda dengan bangsa yang lain.
  3. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia. artinya Pancasila lahir bersamaan dengan lahirnya bangsaIndonesia sebagai ciri, sikap dan tingkah laku bangsa Indonesia sebagai pedoman dan pegangan pembangunan bangsa dan negara agar berdiri dengan kokoh.
  4. Perjanjian Luhur. Pancasila merupakan perjanjian luhur yang telah disepakati secara nasional sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945 pada sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
  5. Sumber Dari Segala Sumber Tertip Hukum. Pancasila merupakan sumber pembuatan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan tidak bertentangan dengna Pancasila dimana Pnacasila tercantum dan ketentuan tertinggi dalam Pembukaan UUD 1945, lalu dilanjutkan ke dalam pokok-pokok pikiran, meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang ada akhirnya dijabarkan ke dalam UUD 1945 serta hukum lainnya.
  6. Cita-Cita dan Tujuan Yang Akan Dicapai Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai pedoman dalam masyarakat adil dan makmur baik secara materil dan spritual seperti yang tercantum dalam alinea IV yang disimpulkan bahwa untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Melindungi segenap bangsa Artinya adalah pemerintah berupaya untuk melindungi seluruh bangsanya, dari segi internal maupun eksternal. Tujuan nasional bangsa yang kedua adalah memajukan kesejahteraan umum/bersama. Negara Indonesia menginginkan situasi dan kondisi rakyat yang bahagia, makmur, adil, dan sentosa. Tujuan indonesia UUD 1945 yang ketiga adalah adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebuah bangsa akan maju bila didukung oleh rakyatnya yang memiliki pengetahuan luas, pintar, dan intelek. Tujuan nasional Indonesia yang terakhir adalah ikut berperan aktif dan ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
  7. Pancasila Sebagai Falsafah Hidup Yang Mempersatukan Bangsa Indonesia. Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan Bangsa Indonesia. karena Pancasila adalah falsafah hidup dan kepribadian Bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang oleh Bangsa Indonesia diyakini paling benar, adil, bijaksana dan tepat untuk mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.
  8. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia. Ideologi diartikan sebagai ilmu tentang ide atau gagasan yang bersifat mendasar. Ideologi ialah seperangkat nilai yang diyakini kebenarannya suatu bangsa dan digunakan untuk menata masyarakatnya. Pancasila sebagai ikatan budaya, mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara adalah sebagai berikut..
  • Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk.
  • Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
  • Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan dalam pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila
  • Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan negara.
Demikianlah informasi mengenai Pengertian Pancasila, Butir, Lambang, Fungsi & Filsafat.  Semoga teman-teman dapat menerima dan bermanfaat bagi kita semua baik itu pengertian pancasila, butir-butir pancasila, sejarah istilah pancasila, pengertian pancasila menurut para ahli, lambang-lambang pancasi, fungsi-fungsi pancasila dan filsafat pancasila. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman.

Referensi :
  • Suwarno, P.J. Pancasila Budaya Bangsa Indonesia. p. 12.
  • Bagian ini sudah tidak berlaku lagi karena Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 telah dicabut dengan Ketetapan MPR no XVIII/MPR/1998 dan termasuk dalam kelompok Ketetapan MPR yang sudah bersifat final atau selesai dilaksanakan menurut Ketetapan MPR no. I/MPR/2003
  • Heri Herdiawanto dan Jumanta Hamdayama, 2010. Judul Buku : Cerdas, Kritis, Dan Aktif Berwarganegara (Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi). Yang Menerbitkan ERLANGGA : Jakarta

Murad, Anak Rimba Muslim yang Menginspirasi



Meski berlatarbelakang sebagai keturunan Suku Anak Dalam, Murad menunjukkan prestasi menjadi bintang kelas sejak kelas I SD hingga saat ini.
Murad Berdiri Di Pintu Rumahnya (kiriman Sahabat Dream.co.id, Willy Azan) 
 
GentaNews - Jambi, Murad terlahir dari orangtua Suku Anak Dalam penghuni hutan kawasan Bukit 12, Jambi. Ayahnya, Jelitay, merupakan Tumenggung Orang Rimba di Kejasung Besar. Posisinya sangat disegani di kalangan Orang Rimba.

Tetapi, Tumenggung mengambil jalan lain. Dia memilih masuk dan menetap di desa, berbaur dengan masyarakat dan memeluk Islam bersama istri dan keempat anaknya, Dedi, Nganing, Murad, dan Laru.

Kisah ini bermula di tahun 2009. Kala itu, Murad dan ketiga saudaranya masuk Islam dan dikhitan di bawah bimbingan ulama Desa Rawa Mekar, Kecamatan Marosebo Ulu, Kabupaten Batang Hari, Jambi, Qohari. Tumenggung kemudian menitipkan Murad kepada ulama tersebut.

Saat itu, Tumenggung dan istrinya belum begitu yakin masuk Islam. Setelah menitipkan anak-anaknya, Tumenggung kembali ke hutan untuk memenuhi hajat hidup dengan bertani dan meramu sesuai tradisi Suku Anak Dalam.

Murad ditinggal selama satu tahun dan Tumenggung memberikan tanggung jawab kepada Dedi sebagai anak tertua untuk mengawasi adik-adiknya, terutama Murad. Tumenggung akan kembali setahun kemudian untuk melihat perkembangan anak-anaknya.

Setahun kemudian, Tumenggung terkagum-kagum dengan perkembangan Murad. Anak itu mampu bersaing dengan anak-anak lain yang bukan berasal dari Suku Anak Dalam. Tetapi, Murad tetap rendah hati dan tidak mudah putus asa serta punya semangat belajar tinggi.

Melihat hal itu, Tumenggung kemudian disarankan oleh Qohari untuk menyekolahkan Murad di sekolah formal.
"Rugi, Gung, kalau pendidikan anak-anak tidak dilanjutkan. Semuonyo balik pado Tumenggung, yang penting ngaji jangan dilupo (Semuanya kembali pada Tumenggung, yang penting mengaji jangan dilupakan),” ucap Tumenggung mengingat pesan Qohari.

Tumenggung akhirnya mengikuti saran tersebut. Dia memasukkan Murad ke Sekolah Dasar Negeri 195 Idi Rawa Mekar. Tumenggung pun harus rela menunggu perkembangan anaknya setahun lagi. Dia harus kembali ke hutan.

Setahun kemudian,Tumenggung kembali dan melihat Murad mampu meraih juara umum di kelasnya. Menyadari hal itu, Tumenggung kemudian berembug dengan istrinya untuk mantap memeluk Islam dan tinggal di desa.

"Jika tidak satu iman dengan anak bagaimana nanti kita mati? Mereka tidak bisa mbantu, pemakan dan peminum kita beda," kata Tumenggung.

Menurut dia, keraguan yang dialaminya berdasar pada banyaknya Orang Rimba yang memeluk Islam ketika masing lajang. Tetapi ketika menikah mereka kembali ke tradisi turun temurun itu.

"Menjadi Islam bukan pekaro (perkara) mudah, harus betul-betul yakin dari hati dulu. Bukan cuma makan dan minum bae yang harus diubah, perilaku jugo, yang harus di-Islamkan terlebih dulu adolah hati, baru badan diri," kata dia.

Sang istri pun tidak mudah menerima pendapat Tumenggung. Tetapi, Tumenggung tidak menyerah dan terus mengawasi perkembangan anak-anaknya.

Dia bahkan rela berjalan kaki satu hari dari Kejasung menuju Desa Rawa Mekar, tempat Murad tinggal. Rasa lelah dan perjuangan keras terobati ketika dia mengetahui Murad kembali menjadi juara kelas ketika naik ke kelas II, dan adiknya, Laru, berhasil mendapat penghargaan di Madrasah.

Prestasi anak-anaknya membuat Tumenggung dan istrinya mantap memeluk Islam. "Alhamdulilah, sejak tahun 2010 sampai dengan kini, sayo, bini dan anak-anak meluk Islam dan tinggal di desa, dak teraso tahun iko Murad sudah naik kelas limo, dan dapat juara umum lagi.Alhamdulilah, dari kelas satu sampai kini dio juaro terus,” kata Tumenggung.

Harapan Tumenggung pada anaknya, Murad dan Laru tidaklah besar. Dia hanya ingin anak-anaknya menjadi ujung tombak perubahan masyarakat dalam segi pendidikan dan agama.

Bagi Tumenggung, menjadi Muslim, hidup menetap, dan berpendidikan bukan berarti merusak tradisi leluhur. Sebaliknya, pilihan itu merupakan jalan baginya untuk menguatkan masyarakat, menyempurnakan kebutuhan lahir batin baik bagi diri sendiri, masyarakat dan lingkungan.

(Artikel ini merupakan kiriman sahabat Dream, Willy Azan)

(http://www.dream.co.id/orbit/murad-anak-rimba-muslim-yang-menginspirasi-150619s.html)

Ternyata Jengkol Penghancur Semua Sel Kanker, 10.000 Kali Lebih Kuat dari Kemoterapi!!

Pasti banyak yang belum tahu bahwa ternyata jengkol yaitu buah ajaib untuk membunuh sel kanker dan 10. 000 kali lebih kuat dari Kemoterapi. Seperti diketahui, pohon jengkol dikenal dengan makna varietas jengkol atau jengki.


Kerap buah Jengkol dikonsumsi dengan cara dilalap, di jus, minuman siap saji, sorbets, kue, emping jengkol dan sebagainya.

Hal sejenis ini menghasilkan banyak kebaikan, tetapi yang paling menarik yakni efek yang dihasilkan pada kista dan tumor. Buah ini adalah obat yang dapat dibuktikan melawan semua jenis kanker.

Jengkol dianggap juga sebagai spektrum anti mikroba pada infeksi bakteri dan jamur bisa dibuktikan dari baunya yg adikuat. Efektif pada parasit internal dan cacing, dapat mengatur tekanan darah yang terlalu tinggi & bermanfaat juga sebagai anti depresan, memerangi stres dan gugup.

Sumber info menarik ini datang dari salah satu produsen obat terbesar di dunia yg mengemukakan bahwa sesudah kian lebih 20 tes laboratorium yang ditangani sejak mulai tahun 1970, terungkap bahwa Jengkol bisa menghancurkan sel ganas di 12 daerah kanker termasuk kolon, payudara, prostat, paru-paru dan pankreas.

Senyawa buah ini tunjukkan 10. 000 kali lebih baik dari produk adriamycin, obat kemoterapi, biasanya digunakan di dunia, memperlambat perubahan sel kanker. Dan bahkan yang lebih mencengangkan jenis terapi dengan ekstrak Jengkol cuma menghancurkan sel-sel kanker ganas dan tidak mengubah sel-sel sehat.



(http://www.klikklikberita.com/2016/06/ternyata-jengkol-penghancur-semua-sel.html)