Minggu, 26 April 2009

JALAN RUSAK : KURANGNYA KOORDINASI 2 DINAS TERKAIT



Jambi, Genta News
Jalan menurut undang-undang No. 38 / 2004 adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

Dan sebagai salah satu prasarana transportasi jalan merupakan unsur penting dalam pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa, wilayah negara, dan fungsi masyarakat serta dalam memajukan kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Bahwa untuk terpenuhinya peranan jalan sebagaimana mestinya, pemerintah mempunyai hak dan kewajiban menyelenggarakan jalan, untuk itu pemerintah dalam setiap program pembangunannya selalu menganggarkan dana bagi terpenuhinya ketersedian terhadap prasarana transportasi jalan tersebut, dan anggaran untuk pembangunan infrastruktur jalan pertahun anggarannya tidaklah sedikit.

Di Provinsi Jambi ruas jalan yang dikelola oleh Sub Dinas Prasarana Wilayah dan Tata Ruang Dinas Kimpraswil Provinsi Jambi adalah sepanjang 2.386,98 Km, dengan perincian sebagai berikut, jalan Provinsi sepanjang 1.566,68 km dan jalan Nasional sepanjang 820,30 km yang terdiri dari ruas jalan Lintas Timur Sumatera sepanjang 210,24 km, jalan Lintas Tengah Sumatera sepanjang 244,27 km, jalan penghubung Lintas I sepanjang 239.38 km dan jalan penghubung Lintas II sepanjang 103,70 km serta jalan Kota Jambi sepanjang 22,71 km.

Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan dan dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah, membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan nasional, serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan nasional.

Sebagai daerah yang sedang berkembang laju pertumbuhan Perekonomian dan Pembangunan di Provinsi Jambi sangat pesat indikatornya adalah menjamurnya industri, pertambangan dan perdagangan, pembangunan perusahaan dalam skala kecil maupun dalam skala besar juga tumbuh berkembang, tingkat perekonomian masyarakat meningkat. Perkembangan tersebut begitu signifikan sehingga di setiap harinya dapat ditemui berbagai jenis kendaraan yang melintas maupun melewati jalan raya di berbagai tempat.


Tertib Manfaat Jalan
Kendati perkembangan dan pertumbuhan ini membanggakan namun cukup membawa dampak yang tidak sedikit terhadap prasarana dan para pengguna jalan. Kendaraan yang melintas di jalan raya, kian hari kian ramai namun terkadang tidak diiringi dengan muatan jalan sehingga membawa dampak negative bagi jalan maupun penggunanya itu sendiri, seperti konstruksi jalan menjadi rusak akibat dari tidak kesesuaian dari pada kedua aspek, pengguna dan prasarana jalan tersebut.

Untuk menjaga hal tersebut tetap pada porsinya tentu saja harus didukung dengan tertib manfaat jalan. Dalam arti kata, jalan yang telah dibangun atau diperbaiki harus tertib dalam pemanfaatannya. Kapasitas jalan harus dijaga dengan menjauhkannya dari genangan air dan kendaraan dengan beban berlebih, disini dituntut kerjasama dari masyarakat pengguna jalan dan masyarakat dilingkungan jalan tersebut serta aparat terkait, ujar Johnni Purboyo.

Ketegasan dari aparat terkait dilapangan dalam tertib manfaat jalan sangat di harapkan, hal ini dibutuhkan agar usia jalan menjadi lebih panjang, kendaraan yang nyata-nyata melebihi beban agar mengurangi beban dengan menurunkan ditempat barang bawaannya dan berikan efek jera terhadap pelanggarnya, tegas Direktur LSM Peduli Pembangunan Bangsa “Dul BangSa” lebih lanjut.

Koordinasi Antar Instansi
Pemerintah melalui Departemen PU selalu berupaya menyediakan sarana dan prasarana jalan semurah mungkin untuk mendukung kebutuhan masyarakat, dan masyarakat juga diminta untuk turut memelihara. Namun, kapasitas struktur kekuatan jalan dapat menurun jika beban kendaraan melampaui dua kali lipat dari yang diperbolehkan Dinas Perhubungan.

Dinas perhubungan memiliki kewenangan terhadap pemberian izin operasional dari kendaraan, seperti bus, truck dan trailer mengenai trayek, beban muatan, jalur jalan yang diperbolehkan dilalui dengan beban muatan yang telah ditentukan dengan menempatkan jembatan timbang dibeberapa titik, hal itu untuk mencegah kendaraan dengan tonase melebihi daripada yang telah ditentukan dapat berlalu-lalang dengan bebas, tegas Direktur LSM Peduli Pembangunan Bangsa “Dul BangSa”, Johnni Purboyo.

Untuk kelancaran dan percepatan laju pertumbuhan perekonomian itu diperlukan kerjasama dinas-dinas terkait seperti PU pada ketersedian prasarana dan Dinas Perhubungan pada peraturan penggunaan prasarana tersebut, Kepolisian pada penindakan pelanggaran hukumnya, masyarakat pada kesadaran akan hak dan kewajiban penggunaan prasarana jalan tersebut, ujar Johnni Purboyo.

Ada formula yang sangat tepat untuk dilakukan agar usia daripada konstruksi jalan menjadi lebih lama yaitu selain koordinasi antar instansi seperti yang disebut diatas adalah dengan melibatkan masyarakat sekitar ruas jalan dengan memberikan penyuluhan, sosialisasi dan mengkaryakannya pada tahap pembangunan, pemeliharaan hingga perawatan sehingga masyarakat disekitar ruas jalan merasa ikut memiliki dengan membentuk posko pada desa/kelurahan yang dilintasi ruas jalan tersebut.

Analisa Jenis Kerusakan
Dari pengamatan LSM Peduli Pembangunan Bangsa di lapangan pada proyek perbaikan jalan ini didapatkan jenis-jenis kerusakan yang dominan paling banyak yaitu retak (Cracking) Depressions dan Disintegration. Kerusakan retak-retak yang paling banyak yaitu jenis retak-retak halus, retak kulit kulit buaya dan retak susut. Kerusakan jalan yang berupa retak halus dan retak yang menyerupai kulit buaya ini adalah dikarenakan bahan pekerasan yang kurang baik.

Adanya pelapukan permukaan, air tanah yang naik kepermukaan akibat kapilaritas yang tinggi, penurunan yang tidak stabil dan beban berulang yang melebihi kapasilas perkerasan. Retak susut (shrinkage cracks) adalah retak-retak yang saling berhubungan dan membentuk serangkaian kelompok yang kias. Penyebab retak susut adalah adanya perubahan volume dari aggregate untuk campuran aspal dengan batuan halus (fine aggregate) terlalu banyak dan kadar aspal dengan penetrasi rendah.

Depressions adalah setempat dimana terjadi penurunan yang disertai atau tidak dengan relak-retak. Disintegration Adalah kehancuran perkerasan menjadi bagian-bagian kecil yang lepas dimana bila tidak diadakan pencegahan pada tahap awal dapal menyebar sampai perkerasan membutuhkan rekontruksi menyeluruh. Type disintegration adalah Potholes (lubang). Raveling (aggregate berlepasan).

Potholes adalah lubang berbentuk mangkuk dengan berbagai ukuran sebagai akibat disintegration setempat. Penyebab potholes adalah kelemahan perkerasan karena kadar aspal terlalu sedikit, terlalu tipisnya permukaan aspal, keruntuhan dari base, drainage yang kurang baik. Raveling adalah pemisahan partikel aggregate halus (fine aggregate) terlepas terlebih dahulu dan akibat erosi yang terus-menems, maka partikel-partikel yang lcbih besar ikut terlepas dan menyebabkan permukaan perkerasan menjadi kasar (rough) dan terkena erosi. Penyebab terjadinya raveling adalah pemadatan yang kurang, pelaksanaan konstruksi dilakukan pada musim hujan, aggregat yang kotor, kadar aspal yang terlalu sedikit, pemanasan campuran aspal yang berlebihan.

Faktor Perusak Jalan
Di beberapa titik ruas jalan di kota Jambi pada khususnya dan ruas jalan di Provinsi Jambi pada umumnya seperti pengamatan tim Genta News beberapa waktu lalu kini kondisinya rusak, kerusakan yang di temui di beberapa ruas jalan tersebut adalah seperti Aspal pecah/retak-retak, aspal menjadi amblas dan bergelombang dan kemudian jalan jadi berlubang semua itu dikarenakan beban yang berlebih dari kendaraan yang melintas.

Jalan berlubang merupakan kerusakan terparah dari akses jalan tersebut dan sebagai prasarana penunjang pertumbuhan atau laju perekonomian jika mengalami kerusakan tentu hal itu akan mempengaruhi kelancaran daripada laju pertumbuhan perekonomian tersebut, namun kerusakan yang terjadi pada akses jalan juga dikarenakan semakin meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi jadi semua itu saling berkaitan dan adalah tugas dari instansi terkait untuk menjaga hal itu tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Dengan dapat bebasnya kendaraan yang melebihi tonase berlalu-lalang dijalan yang hanya mampu memikul beban terbatas, hal ini tentunya memicu dari pada percepatan kerusakan jalan, salah satu contoh sepeti yang terjadi pada ruas jalan Lingkar Kota Jambi, jalan yang hanya mampu memikul beban tidak lebih dari 8 ton pun tetap dilintasi atau dilewati oleh kendaraan yang bermuatan mencapai 40 ton.

Kedudukan air pada konstruksi jalan, adalah kawan sekaligus musuh dalam artian kawan karena sangat diperlukan dalam kegiatan konstruksi jalan dan musuh karena air merupakan salah satu perusak utama bagi konstruksi jalan. Sering kita mendengar ungkapan bahwa musuh konstruksi jalan adalah : pertama adalah air, kedua adalah air dan ketiga adalah air pula; serta keempat dan seterusnya baru (perusak) lainnya (lalu-lintas, pelaku konstruksi, pengelola dll).

Dirjen Bina Marga mengungkapkan, musuh jalan adalah air. Oleh karena itu, sistem drainase di kanan kiri jalan harus diperbaiki karena banjir tidak bisa dihindari. Genangan air yang terlalu lama menyebabkan aspal menjadi lapuk, sehingga saat dilewati oleh kendaraan dengan muatan berlebih merusak permukaan jalan.

“Jika saluran sanitasi tertutup dan air tidak dapat mengallir dengan baik maka air akan tergenang di badan jalan. Hal tersebut menyebabkan ikatan antara agregat dan aspal menurun, sehingga kekuatan jalan menurun” ujar Hermanto Dardak.

Minimnya Anggaran
Provinsi Jambi hingga kini mengalami kesulitan mengatasi kerusakan jalan mulai dari kondisi rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan akibat keterbatasan dana. “Dengan keterbatasan dana maka penanganannya hanya diprioritaskan untuk rehabilitasi, pemeliharaan dan beberapa kegiatan pembangunan,” kata Kasubdin prasarana wilayah dan tata ruang Dinas Kimpraswil Provinsi Jambi, Bernhard Panjaitan di Jambi, Sabtu (22/3).

Pada 2007, alokasi dana APBN dan APBD untuk pemeliharaan dan rehab jalan di Jambi hanya Rp 422 miliar, atau sekitar 28 persen dari total kebutuhan dana perbaikan jalan yang mencapai Rp 1,5 triliun. Akibatnya, lanjut dia, penanganan masalah jalan di daerah ini menjadi tidak tuntas.

Kimpraswil Jambi pada 2008-2010 telah merencanakan anggaran APBN dan APBD untuk jalan dengan total nilai Rp 5,5 triliun, yang terdiri dari alokasi dana Rp 1,8 triliun dengan prioritas Rp 647,8 miliar pada tahun 2008, Rp 1,8 triliun pada 2009, dan Rp 1,8 triliun pada

Ketulusan Pelaksaan Pembangunan
Ketiga ungkapan diatas kiranya perlu kita analisis secara terbuka, jujur dan interospektif. Disamping itu masih ada satu ungkapan yang penting dan tidak boleh diabaikan, dan ungkapan tersebut termasuk amanah dari jajaran perancang yang ditujukan kepada jajaran pelaku konstruksi, pemakai dan pemanfaat konstruksi serta pengelola konstruksi. Ungkapan yang sekaligus merupakan pesan atau amanah jajaran perancang konstruksi jalan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Konstruksi jalan yang dirancang dengan target jalan yang awet, cepat dan nyaman, serta murah; dengan persyaratan jalan yang dirancang tersebut akan seperti yang perancang janjikan, bilamana konstruksi jalan tersebut dibangun sesuai spesifikasi, dimanfaatkan sesuai batasan perancangan, dan konstruksi jalan tersebut (dan fasilitas pendukungnya) dipelihara baik rutin maupun periodik sesuai ketentuan. Bilamana salah satu atau beberapa persyaratan tersebut tidak dipenuhi, maka janji perancang menghasilkan jalan yang cepat, aman, nyaman, dan murah tersebut menjadi gugur.

Sebelum kita melakukan analisis yang terbuka, jujur dan interospektif, perlu kiranya kita memperhatikan sejenak rekaman-rekaman kejadian disekitar kita yang sulit untuk dibantah kebenarannya, dan kepekaan kita atas ilustrasi rekaman tersebut akan menimbulkan rasa keprihatinan yang bertanggung jawab, ujar Johnni Purboyo Dir. Eks. LSM Peduli Pembangunan Bangsa “Dul BangSa” menutup pembicaraannya.(Iriyanto)

Johnni Purboyo : Perencanaan Jalan tak Ikuti Perkembangan

Jambi, Genta News
Direktur Eks Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli Pembangunan Bangsa “Dul BangSa”, Johnni Purboyo menilai perencanaan jalan di tingkat kabupaten hingga Nasional banyak yang tidak mengikuti perkembangan ekonomi masyarakat setempat. Akibatnya, banyak pembangunan jalan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

"Sekarang banyak industri berbasis pertanian tumbuh di daerah. Tetapi, perencanaan jalan masih standar jalan kecamatan dan Kabupaten. Padahal yang lewat bukan lagi kendaraan bertonase kecil, melainkan ada yang mencapai 25 ton. Inikan tidak imbang. Jadi, tidak usah kaget kalau dalam waktu singkat jalan rusak," kata Johnni Purboyo.

Dia menyampaikan pernyataan ini terkait maraknya pemberitaan kerusakan jalan bersumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2007 dan 2008 di sejumlah kota/kabupaten. Menurut Johnni Purboyo, kerusakan jalan tidak semata-mata karena kesalahan penyedia jasa konstruksi.

Dalam menilai kerusakan jalan, kata dia, harus dilihat dari berbagai aspek, mulai desain, pelaksanaan, hingga pengawasan. "Jika desainnya tidak sesuai, meskipun kontraktor bekerja baik, hasilnya tetap tidak sesuai. Kemudian, desain bagus, tapi pelaksanaanya tidak sesuai dengan spesifikasi. Dalam kasus seperti ini, jelas yang salah kontraktor," kata Johnni Purboyo.

Namun, ada juga kegagalan konstruksi jalan karena kesalahan satuan kerja yang memerintahkan pekerjaan dilakukan tidak sesuai dengan spesifikasi. Misalnya, ketebalan jalan dikurangi. Meskipun demikian, Johnni Purboyo mengaku dalam berbagai kasus kegagalan konstruksi yang terjadi di Jambi karena kontraktor bekerja tidak sesuai dengan spesifikasi.

Aturan yang dibuat pemerintah dalam membangun jalan, menurut Johnni Purboyo, sudah baik. Tetapi, aturan itu tidak semuanya dipakai. Dia mencontohkan dalam pemilihan material. "Sebelum dipakai, seharusnya meterial jalan diperiksa dahulu di laboratorium Dinas Pekerjaan Umum untuk menentukan apakah sesuai dengan kebutuhan," kata dia.

Keterlambatan pengerjaan proyek akibat penundaan tender juga berperan dalam menentukan mutu jalan. Tidak sedikit tender diulur-ulur untuk memenangkan pihak tertentu. Akibatnya proyek dikerjakan di luar musim yang seharusnya. "Kalau proyek dikerjakan saat musim hujan, tentu saja akan cepat rusak, meskipun dilakukan sesuai spesifikasi," kata dia. Kemudian intervensi dari pihak nonteknis karena pertimbangan politis. "Banyak proyek dipaksakan karena desakan pihak yang tidak mengerti teknis jalan," ujar Johnni Purboyo yang juga Ketua Umum Paguyuban Pemuda Jambi asal Jawa “PANDAWA KESUMA”. (Iriyanto)

Sabtu, 14 Februari 2009


Jalan lingkar Yang Selalu Bermasalah

Jambi-Genta News
... Jalan arteri primer adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu yang terletak berdampingan atau menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua, dan sebagai Jalan Nasional, Jalan Lingkar kota jambi seperti Lingkar Timur, Lingkar Selatan dan Lingkar Barat merupakan urat Nadi percepatan pembangunan di Kota Jambi pada khususnya dan Provinsi Jambi pada umumnya.

... Kerusakan Ruas Jalan Lingkar kota jambi seperti Lingkar Timur, Lingkar Selatan dan Lingkar Barat kondisinya diberbagai lokasi saat ini cukup parah sehingga membuat masyarakat pengguna merasa kecewa terhadap Kinerja Kimpraswil Jambi Khususnya Subdin Praswil dan Tata Ruang (Bina Marga). Kekecewaan masyarakat tersebut membuat Genta News mengkonpirmasikannya Kepada Ir. Erwin Pakpahan Saker terbaik Nasional diruang kerjanya beberapa hari lalu, menurutnya kerusakan Jalan yang terjadi pada ruas jalan Lingkar tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab Subdin Praswil dan Tata Ruang (Bina Marga).

... Dikatakannya ada beberapa factor yang mengakibatkan tingkat percepatan kerusakan yang cukup tinggi pertama jika kita melihat usia jalan yang awal pembangunannya dilaksanakan pada tahun 1992 dengan kelas III (Standard menengah bagi jalan dengan 2 jalur untuk melayani angkutan dalam distrik dengan kecepatan sedang untuk persimpangan tanpa lampu lalu-lintas)A MST 8 Ton dengan rencana kekuatannya untuk jangka waktu (umur) 5 Tahun hingga sekarang penangananannya hanya dilaksanakan berupa pemeliharaan dan pengembalian kondisi serta penambahan pada perkerasan hingga pemeliharaan rutin saluran sehingga jika dilihat dari sudut pandang usia ketahanan Jalan jelas sudah terlampaui sehingga dapat dipastikan kondisi lapis permukaan dan pondasi (Soil Cement Base) telah melampaui titik jenuh sehingga rentan terhadap kerusakan.

... Kondisi yang demikian diperparah dengan curah hujan yang cukup tinggi dan minimnya saluran disamping jalan kemudian beberapa segmen badan jalan telah mengalami penurunan(badan jalan sudah lebih rendah dari bahu jalan) yang mengakibatkan badan jalan selalu tergenang air. Kenyataan tersebut sebenarnya masih dapat ditelorir jika yang melewati jalan tersebut adalah kendaraan yang bertonase 8 ton, tapi yang terjadi sekarang ini adalah sebaliknya dimana beban yang dipikul oleh jalan melebihi kemampuannya karena dilalui oleh kendaraan Niaga seperti Truck tangki yang mengangkut CPO maupun Truk pengangkut Batu bara “ ya di wajar saja masyarakat kecewa jika melihat jalan Rusak “ Ujarnya.

... Menurutnya untuk mengobati kekecewaan masyarakat sebenarnya ruas jalan tersebut telah kita programkan dalam Strategis Road Infrastructure Project (SRIP) yang mana dananya bersumber dari Bank Dunia yang saat ini masih dalam tahap proses (evaluasi terhadap Desain). Karena harapan kita satu-satunya untuk dapat menuntaskan permasalahan yang ada pada ruas jalan tersebut dapat kita atasi karena anggaran yang dibutuhkan cukup besar, dengan demikian jika Bank Dunia nanti menyetujuinya ruas jalan dari Simpang Rimbo –Simpang Pall 10 – Simpang pall Merah – Simpang belakang Bandara sepanjang 22,50 Km dapat ditingkatkan secara opimal dan menyeluruh pada tahun anggaran yang akan datang.

... Untuk sementara waktu sebelum persetujuan Bank Dunia maka upaya yang dapat kita lakukan sekarang ini adalah memelihara ruas jalan agar tidak rusak berat atau putus yang menggunakan APBN diamana yang jumlah sangat terbatas karena disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan. Dana tersebut kita pergunakan untuk penanganan secara skala prioritas dan optimalisasi volume baik untuk pekerjaan pengembalian kondisi penambalan pada perkerasan maupun Drenase jalan. Penanganan tersebut masuk dalam program pengembangan jalan walaupun masuk dalam pekerjaan pengembalian kondisi. Transisi.

... Untuk Tahun 2007 yang alokasikan untuk penanganan menelan dana Rp. 2.655.664.000,00 yang telah kita kerjakan dimana target efektif yang kita rencanakan 1,4 Km Rp. 1.420.973.000,00 dan sementara tahun 2008 dengan alokasi dana Rp. 950.973.000,00 untuk fungsional sepanjang 22,50 km tanpa efektif. Dana yang ada tentu saja sangat minim sementara jalan yang rusak saat ini semakin banyak akibat curah hujan yang tinggi namun demikian jalan tersebut harus tetap dipelihara sampai akhir tahun anggaran 2008.

... Pernyataan yang dikeluarkan oleh Erwin Pakpahan selaku Saker terbaik Nasional sangat disesalkan oleh Jufriko, Koorlap Lembaga Independent Jaringan Informasi Nasional "JIN" menurutnya bahwa sebagai seorang satker yang konon terbaik nasional tidak mencerminkan seorang yang mengerti tekhnis pembangunan kontruksi jalan, wajar jika masyarakat kecewa terhadap kinerja Kimpraswil Jambi karena kerusakan Ruas Jalan Lingkar kota jambi seperti Lingkar Timur, Lingkar Selatan dan Lingkar Barat kondisinya diberbagai lokasi saat ini cukup parah.

... Kerusakan Jalan Lingkar Kota Jambi sebagai Jalan Nasional, jangan hanya menyalahkan kendaraan yang melintas melebihi tonase yang menurut Erwin Pakpahan jalan tersebut hanya mampu menahan beban 8 ton tapi yang melintas adalah kendaraan dengan tonase lebih dari itu, air yang menggenang yang mana ketika hujan turun air tidak dapat mengalir, sehingga air membuat tanah kontruksi jalan menjadi lembut dan usai jalan yang rencana kekuatannya untuk jangka waktu (umur) 5 Tahun, sedangkan usia jalan tersebut sekarang 17 tahun, berarti kondisi lapis permukaan dan pondasi (Soil Cement Base) telah melampaui titik jenuh sehingga rentan terhadap kerusakan.

... Menurut Jufriko faktor penyebab kerusakan jalan memang diakui adalah Kelebihan Tonase dan Air serta salah satunya juga adalah Usia Jalan, namun jawaban seperti itu terdengar seperti jawaban seorang Diplomatis, karena jika kendaraan yang lewat banyak yang melebihi tonase mengapa klas dari jalan tidak dinaikan, kan ada mekanisme LHR (Lalulintas Harian Rata-rata) dan ketebalan dari pada konstruksi jalan ditingkatkan sehingga jalan mampu dilalui oleh kendaraan dengan tonase besar.

... Air juga bukan sebuah alasan dari rusaknya jalan jika ia dapat mengalir dengan baik, makanya dikiri dan kanan jalan sangat penting memiliki saluran pembuangan air, karena jika tidak, air akan menggenang dan meresap melalui pori-pori aspal dan bahu jalan lalu konstruksi dari jalan menjadi lemah sehingga aspal amblas lalu berlubang. Faktor tersebut juga dapat dipengaruhi oleh usia dari jalan yang telah melampaui rencana kekuatan sehingga kondisi lapis permukaan dan pondasi (Soil Cement Base) telah melampaui titik jenuh yang mengakibatkan jalan amblas bergelombang dan berlubang.

... Jika Usia Jalan telah terlampaui seharusnya rencana yang efektif adalah dengan merekon ulang Konstruksi jalan tersebut, dengan cara membongkar habis konstruksi jalan yang lama kemudian membangun konstruksi jalan yang baru dengan kekuatan kelas yang lebih dari sebelumnya, sehingga kerusakan yang terjadi seperti yang sekarang ini tidak terjadi lagi.

... Rusaknya jalan Lingkar Kota Jambi yang berlubang besar menganga disana-sini telah menelan korban dengan terbaliknya beberapa Truk, kerusakan tersebut sudah sampai Sub Base dengan lebar setengah badan jalan atau sampai seluruh badan jalan, sekarang jalan yang rusak parah sudah mencapai 10 km, untuk itu diharapkan pemerintah segera menyikapi hal ini karena jika jalan itu putus maka tentu akan sangat mempengaruhi laju perekonomian serta mengganggu mobilitas dan kenyamanan masyarakat Kota Jambi, ujar Jufriko. (Iwan Darmawan).

Selasa, 13 Januari 2009

Proyek Irigasi Habiskan Miliaran Rupiah Tak Berfungsi
Selaku Pengguna Anggaran Nino Guritno Harus Bertanggung Jawab

Jambi-Genta News
Kepedulian pemerintah terhadap peningkatan perekonomian masyarakat sangatlah besar bahkan hal itu menjadi sebuah sasaran utama dari Program Rencana Pembangunan Pemerintah Indonesia, dan salah satu contoh adalah dengan selalu mengedepankan pembangunan sarana dan prasarana di berbagai daerah. Ketersedian daripada saluran irigasi yang menjadi faktor utama peningkatan hasil produktivitas pertanian juga menjadi perhatian pemerintah. Niat baik dari pemerintah ini sungguhlah mulia namun terkadang dalam penerapannya tidak diiringi dengan niatan baik dari aparaturnya.
Salah satu dari contoh adalah Pembangunan tanggul irigasi yang terletak di Desa Mekarsari, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muarojambi, Prov Jambi dengan anggaran senilai Rp. 23 miliar itu kini terkesan mubazir. Pembangunan Tanggul irigasi yang dibangun Kimpraswil Provinsi Jambi dari dana APBD Provinsi Jambi tahun anggaran 2006-2008 kini terlihat tidak berfungsi karena terkesan dalam pelaksanaan pembangunannya tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan kurang memahami kondisi dilapangan. Kepala Dinas Kimpraswil Provinsi Jambi, Nino Guritno ketika diklarifikasi mengenai hasil temuan Lembaga Independent Jaringan Informasi Nasional "JIN" dari tindak lanjut laporan masyarakat terkesan menutupi permasalahan tersebut.
Kini tanggul irigasi itu tidak mampu membentengi daerah persawahan dan pertanian milik masyarakat di daerah itu dari ancaman banjir. Pembangunan tanggul itu kini menjadi sorotan berbagai kalangan masyarakat di Jambi. Dan warga di daerah itu menuding kalau pembangunan tanggul itu hanyalah bertujuan menghambur-hambur uang rakyat saja. Suripno (35) warga desa Mekarsari kepada wartawan di lokasi irigasi, Selasa (6/5) mengatakan, pembangunan tanggul yang bertujuan untuk mengatasi banjir disaat-saat musim penghujan ternyata tidak berfungsi dengan baik. Seperti beberapa waktu lalu di saat hujan turun ratusan hektar lahan persawahan dan perkebunan sawit masyarakat di Desa Mekar Sari, Desa Puding, dan Desa Pulau Mentaro, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi terendam banjir, Ujarnya.
Hal senada juga dikatakan beberapa warga desa setempat. Menurut mereka, akibat tidak berfungsinya tanggul irigasi itu, petani gagal melakukan penanaman sawit miliknya di areal 4 hektar akibat terendam banjir. “Buruknya kondisi tanggul yang dibangun juga telah menjadi penyebab terlambatnya musim tanam di daerah kami. Hingga kini banjir masih menggenangi areal persawahan milik masyarakat di daerah itu,” katanya. Sementara itu, Pelaksana Lapangan Dinas Pertanian Kabupaten Muaro Jambi Amri (40) menyebutkan, kalau tanggul yang dibangun sepertinya tidak sesuai dengan rencana.
Tanggul yang dimulai dibangun tahun 2006 dengan alokasi anggaran Rp. 7,5 miliar, dan kemudian pada tahun 2007 dianggarankan Rp. 7,5 miliar, lalu pada tahun 2008 juga kembali dianggarkan dengan alokasi dana kurang lebih Rp. 8 miliar melalui APBD Provinsi Jambi, namun akibat tidak sesuainya perencanaan pembangunan tanggul dengan pelaksanaan dilapangan dan juga tanpa memahami kondisi dilapangan, maka akibatnya pembangunan tanggul tersebut sepertinya tidak berfungsi secara maksimal, Ujar Koordinator Lapangan Lembaga Independent Jaringan Informasi Nasional "JIN" Jufriko, berkomentar. Sehingga program Pemerintah Provinsi Jambi yang rencananya akan menggalakan tanaman jagung diatas areal 600 hektar di daerah itu jelas-jelas bakal terancam gagal. “Tanggul irigasi tak berfungsi, sehingga tidak akan mungkin program penanaman jagung yang bibitnya dibeli dari anggaran APBN itu dapat berhasil”, tambahnya.

Hal serupa juga terjadi di sejumlah daerah di Provinsi Jambi salah satu contoh pada proyek rehabilitasi jaringan rawa yang terletak di Desa Koto Kandis Kecamatan Dendang Kabupaten Tanjab Timur Provinsi Jambi, yang bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi pertanian khususnya padi, di duga telah merugikan keuangan Negara Ratusan Juta Rupiah, karena pembangunan rehabilitasi jaringan rawa tersebut diindikasikan tanpa memahami kondisi dilapangan, akibatnya pembangunan rehabilitasi jaringan rawa tersebut sepertinya tidak berfungsi secara maksimal.

Pembangunan rehabilitasi jaringan rawa, dengan nama paket proyek Rehab Saluran dan bangunan yang berfungsi untuk mengaliri sawah sekitar 860 hektar dengan jenis pekerjaan adalah pembuatan tanggul dan 2 buah pintu air dengan anggaran dana APBN tahun anggaran 2005 sebesar Rp. 2 miliar, namun hasil dilapangan pembuatan tanggul dan 2 pintu air yang terletak di parit 5 dan parit 7 ditemukan bahwa pembangunan pintu air parit 7 tidak selesai atau gagal, hal tersebut sesuai dengan pernyataan Amir, Ketua Parit (7) Koto Kandis, hasil survey Lembaga Independent Jaringan Informasi Nasional "JIN" atas pintu air parit 7 tersebut diduga merugikan Negara + Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

Kemudian pada bulan Oktober 2007, pintu air tersebut dibangun kembali oleh Kimpraswil Propinsi Jambi. Pembangunan pintu air tersebut tanpa adanya tanggul kiri dan kanan sehingga keberadaan pintu air tersebut tidak berfungsi sama sekali, disebabkan tidak adanya penahan rintangan tanggul kiri dan kanan. Kegagalan yang kedua kalinya ini disebabkan, sebelumnya pihak Kimpraswil Propinsi Jambi tidak pernah sosialisasi pada masyarakat tani pengguna jasa/air diwilayah parit 7, akibat dari kegagalan proyek tersebut diduga negara mengalami kerugian ± Rp. 300.000.000,- (Tiga Ratus Juta Rupiah), ujar Jufriko

Dari fakta yang diperoleh dilapangan tersebut Koordinator Lapangan Lembaga Independent Jaringan Informasi Nasional "JIN", Jufriko mengatakan bahwa itu merupakan data awal bagi pihak Kejaksaan/pihak yang berwenang untuk mengungkapkan dugaan penyimpangan penggunaan dana anggaran pembangunan yang menelan milyaran rupiah yang dilakukan oleh oknum Kimpraswil bersama dengan Kontraktor. Dalam hal ini Koordinator Lapangan Lembaga Independent Jaringan Informasi Nasional "JIN", Jufriko mengharapkan agar Kejaksaan, Kepolisian dan KPK mau menyikapi hasil temuan kami dan jika pihak yang berwenang dalam pengawas tidak pidana korupsi berkenan turun kelapangan kami siap menjadi penunjuk jalan. (Iwan Darmawan)