Minggu, 26 April 2009

JALAN RUSAK : KURANGNYA KOORDINASI 2 DINAS TERKAIT



Jambi, Genta News
Jalan menurut undang-undang No. 38 / 2004 adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

Dan sebagai salah satu prasarana transportasi jalan merupakan unsur penting dalam pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa, wilayah negara, dan fungsi masyarakat serta dalam memajukan kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Bahwa untuk terpenuhinya peranan jalan sebagaimana mestinya, pemerintah mempunyai hak dan kewajiban menyelenggarakan jalan, untuk itu pemerintah dalam setiap program pembangunannya selalu menganggarkan dana bagi terpenuhinya ketersedian terhadap prasarana transportasi jalan tersebut, dan anggaran untuk pembangunan infrastruktur jalan pertahun anggarannya tidaklah sedikit.

Di Provinsi Jambi ruas jalan yang dikelola oleh Sub Dinas Prasarana Wilayah dan Tata Ruang Dinas Kimpraswil Provinsi Jambi adalah sepanjang 2.386,98 Km, dengan perincian sebagai berikut, jalan Provinsi sepanjang 1.566,68 km dan jalan Nasional sepanjang 820,30 km yang terdiri dari ruas jalan Lintas Timur Sumatera sepanjang 210,24 km, jalan Lintas Tengah Sumatera sepanjang 244,27 km, jalan penghubung Lintas I sepanjang 239.38 km dan jalan penghubung Lintas II sepanjang 103,70 km serta jalan Kota Jambi sepanjang 22,71 km.

Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan dan dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah, membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan nasional, serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan nasional.

Sebagai daerah yang sedang berkembang laju pertumbuhan Perekonomian dan Pembangunan di Provinsi Jambi sangat pesat indikatornya adalah menjamurnya industri, pertambangan dan perdagangan, pembangunan perusahaan dalam skala kecil maupun dalam skala besar juga tumbuh berkembang, tingkat perekonomian masyarakat meningkat. Perkembangan tersebut begitu signifikan sehingga di setiap harinya dapat ditemui berbagai jenis kendaraan yang melintas maupun melewati jalan raya di berbagai tempat.


Tertib Manfaat Jalan
Kendati perkembangan dan pertumbuhan ini membanggakan namun cukup membawa dampak yang tidak sedikit terhadap prasarana dan para pengguna jalan. Kendaraan yang melintas di jalan raya, kian hari kian ramai namun terkadang tidak diiringi dengan muatan jalan sehingga membawa dampak negative bagi jalan maupun penggunanya itu sendiri, seperti konstruksi jalan menjadi rusak akibat dari tidak kesesuaian dari pada kedua aspek, pengguna dan prasarana jalan tersebut.

Untuk menjaga hal tersebut tetap pada porsinya tentu saja harus didukung dengan tertib manfaat jalan. Dalam arti kata, jalan yang telah dibangun atau diperbaiki harus tertib dalam pemanfaatannya. Kapasitas jalan harus dijaga dengan menjauhkannya dari genangan air dan kendaraan dengan beban berlebih, disini dituntut kerjasama dari masyarakat pengguna jalan dan masyarakat dilingkungan jalan tersebut serta aparat terkait, ujar Johnni Purboyo.

Ketegasan dari aparat terkait dilapangan dalam tertib manfaat jalan sangat di harapkan, hal ini dibutuhkan agar usia jalan menjadi lebih panjang, kendaraan yang nyata-nyata melebihi beban agar mengurangi beban dengan menurunkan ditempat barang bawaannya dan berikan efek jera terhadap pelanggarnya, tegas Direktur LSM Peduli Pembangunan Bangsa “Dul BangSa” lebih lanjut.

Koordinasi Antar Instansi
Pemerintah melalui Departemen PU selalu berupaya menyediakan sarana dan prasarana jalan semurah mungkin untuk mendukung kebutuhan masyarakat, dan masyarakat juga diminta untuk turut memelihara. Namun, kapasitas struktur kekuatan jalan dapat menurun jika beban kendaraan melampaui dua kali lipat dari yang diperbolehkan Dinas Perhubungan.

Dinas perhubungan memiliki kewenangan terhadap pemberian izin operasional dari kendaraan, seperti bus, truck dan trailer mengenai trayek, beban muatan, jalur jalan yang diperbolehkan dilalui dengan beban muatan yang telah ditentukan dengan menempatkan jembatan timbang dibeberapa titik, hal itu untuk mencegah kendaraan dengan tonase melebihi daripada yang telah ditentukan dapat berlalu-lalang dengan bebas, tegas Direktur LSM Peduli Pembangunan Bangsa “Dul BangSa”, Johnni Purboyo.

Untuk kelancaran dan percepatan laju pertumbuhan perekonomian itu diperlukan kerjasama dinas-dinas terkait seperti PU pada ketersedian prasarana dan Dinas Perhubungan pada peraturan penggunaan prasarana tersebut, Kepolisian pada penindakan pelanggaran hukumnya, masyarakat pada kesadaran akan hak dan kewajiban penggunaan prasarana jalan tersebut, ujar Johnni Purboyo.

Ada formula yang sangat tepat untuk dilakukan agar usia daripada konstruksi jalan menjadi lebih lama yaitu selain koordinasi antar instansi seperti yang disebut diatas adalah dengan melibatkan masyarakat sekitar ruas jalan dengan memberikan penyuluhan, sosialisasi dan mengkaryakannya pada tahap pembangunan, pemeliharaan hingga perawatan sehingga masyarakat disekitar ruas jalan merasa ikut memiliki dengan membentuk posko pada desa/kelurahan yang dilintasi ruas jalan tersebut.

Analisa Jenis Kerusakan
Dari pengamatan LSM Peduli Pembangunan Bangsa di lapangan pada proyek perbaikan jalan ini didapatkan jenis-jenis kerusakan yang dominan paling banyak yaitu retak (Cracking) Depressions dan Disintegration. Kerusakan retak-retak yang paling banyak yaitu jenis retak-retak halus, retak kulit kulit buaya dan retak susut. Kerusakan jalan yang berupa retak halus dan retak yang menyerupai kulit buaya ini adalah dikarenakan bahan pekerasan yang kurang baik.

Adanya pelapukan permukaan, air tanah yang naik kepermukaan akibat kapilaritas yang tinggi, penurunan yang tidak stabil dan beban berulang yang melebihi kapasilas perkerasan. Retak susut (shrinkage cracks) adalah retak-retak yang saling berhubungan dan membentuk serangkaian kelompok yang kias. Penyebab retak susut adalah adanya perubahan volume dari aggregate untuk campuran aspal dengan batuan halus (fine aggregate) terlalu banyak dan kadar aspal dengan penetrasi rendah.

Depressions adalah setempat dimana terjadi penurunan yang disertai atau tidak dengan relak-retak. Disintegration Adalah kehancuran perkerasan menjadi bagian-bagian kecil yang lepas dimana bila tidak diadakan pencegahan pada tahap awal dapal menyebar sampai perkerasan membutuhkan rekontruksi menyeluruh. Type disintegration adalah Potholes (lubang). Raveling (aggregate berlepasan).

Potholes adalah lubang berbentuk mangkuk dengan berbagai ukuran sebagai akibat disintegration setempat. Penyebab potholes adalah kelemahan perkerasan karena kadar aspal terlalu sedikit, terlalu tipisnya permukaan aspal, keruntuhan dari base, drainage yang kurang baik. Raveling adalah pemisahan partikel aggregate halus (fine aggregate) terlepas terlebih dahulu dan akibat erosi yang terus-menems, maka partikel-partikel yang lcbih besar ikut terlepas dan menyebabkan permukaan perkerasan menjadi kasar (rough) dan terkena erosi. Penyebab terjadinya raveling adalah pemadatan yang kurang, pelaksanaan konstruksi dilakukan pada musim hujan, aggregat yang kotor, kadar aspal yang terlalu sedikit, pemanasan campuran aspal yang berlebihan.

Faktor Perusak Jalan
Di beberapa titik ruas jalan di kota Jambi pada khususnya dan ruas jalan di Provinsi Jambi pada umumnya seperti pengamatan tim Genta News beberapa waktu lalu kini kondisinya rusak, kerusakan yang di temui di beberapa ruas jalan tersebut adalah seperti Aspal pecah/retak-retak, aspal menjadi amblas dan bergelombang dan kemudian jalan jadi berlubang semua itu dikarenakan beban yang berlebih dari kendaraan yang melintas.

Jalan berlubang merupakan kerusakan terparah dari akses jalan tersebut dan sebagai prasarana penunjang pertumbuhan atau laju perekonomian jika mengalami kerusakan tentu hal itu akan mempengaruhi kelancaran daripada laju pertumbuhan perekonomian tersebut, namun kerusakan yang terjadi pada akses jalan juga dikarenakan semakin meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi jadi semua itu saling berkaitan dan adalah tugas dari instansi terkait untuk menjaga hal itu tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Dengan dapat bebasnya kendaraan yang melebihi tonase berlalu-lalang dijalan yang hanya mampu memikul beban terbatas, hal ini tentunya memicu dari pada percepatan kerusakan jalan, salah satu contoh sepeti yang terjadi pada ruas jalan Lingkar Kota Jambi, jalan yang hanya mampu memikul beban tidak lebih dari 8 ton pun tetap dilintasi atau dilewati oleh kendaraan yang bermuatan mencapai 40 ton.

Kedudukan air pada konstruksi jalan, adalah kawan sekaligus musuh dalam artian kawan karena sangat diperlukan dalam kegiatan konstruksi jalan dan musuh karena air merupakan salah satu perusak utama bagi konstruksi jalan. Sering kita mendengar ungkapan bahwa musuh konstruksi jalan adalah : pertama adalah air, kedua adalah air dan ketiga adalah air pula; serta keempat dan seterusnya baru (perusak) lainnya (lalu-lintas, pelaku konstruksi, pengelola dll).

Dirjen Bina Marga mengungkapkan, musuh jalan adalah air. Oleh karena itu, sistem drainase di kanan kiri jalan harus diperbaiki karena banjir tidak bisa dihindari. Genangan air yang terlalu lama menyebabkan aspal menjadi lapuk, sehingga saat dilewati oleh kendaraan dengan muatan berlebih merusak permukaan jalan.

“Jika saluran sanitasi tertutup dan air tidak dapat mengallir dengan baik maka air akan tergenang di badan jalan. Hal tersebut menyebabkan ikatan antara agregat dan aspal menurun, sehingga kekuatan jalan menurun” ujar Hermanto Dardak.

Minimnya Anggaran
Provinsi Jambi hingga kini mengalami kesulitan mengatasi kerusakan jalan mulai dari kondisi rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan akibat keterbatasan dana. “Dengan keterbatasan dana maka penanganannya hanya diprioritaskan untuk rehabilitasi, pemeliharaan dan beberapa kegiatan pembangunan,” kata Kasubdin prasarana wilayah dan tata ruang Dinas Kimpraswil Provinsi Jambi, Bernhard Panjaitan di Jambi, Sabtu (22/3).

Pada 2007, alokasi dana APBN dan APBD untuk pemeliharaan dan rehab jalan di Jambi hanya Rp 422 miliar, atau sekitar 28 persen dari total kebutuhan dana perbaikan jalan yang mencapai Rp 1,5 triliun. Akibatnya, lanjut dia, penanganan masalah jalan di daerah ini menjadi tidak tuntas.

Kimpraswil Jambi pada 2008-2010 telah merencanakan anggaran APBN dan APBD untuk jalan dengan total nilai Rp 5,5 triliun, yang terdiri dari alokasi dana Rp 1,8 triliun dengan prioritas Rp 647,8 miliar pada tahun 2008, Rp 1,8 triliun pada 2009, dan Rp 1,8 triliun pada

Ketulusan Pelaksaan Pembangunan
Ketiga ungkapan diatas kiranya perlu kita analisis secara terbuka, jujur dan interospektif. Disamping itu masih ada satu ungkapan yang penting dan tidak boleh diabaikan, dan ungkapan tersebut termasuk amanah dari jajaran perancang yang ditujukan kepada jajaran pelaku konstruksi, pemakai dan pemanfaat konstruksi serta pengelola konstruksi. Ungkapan yang sekaligus merupakan pesan atau amanah jajaran perancang konstruksi jalan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Konstruksi jalan yang dirancang dengan target jalan yang awet, cepat dan nyaman, serta murah; dengan persyaratan jalan yang dirancang tersebut akan seperti yang perancang janjikan, bilamana konstruksi jalan tersebut dibangun sesuai spesifikasi, dimanfaatkan sesuai batasan perancangan, dan konstruksi jalan tersebut (dan fasilitas pendukungnya) dipelihara baik rutin maupun periodik sesuai ketentuan. Bilamana salah satu atau beberapa persyaratan tersebut tidak dipenuhi, maka janji perancang menghasilkan jalan yang cepat, aman, nyaman, dan murah tersebut menjadi gugur.

Sebelum kita melakukan analisis yang terbuka, jujur dan interospektif, perlu kiranya kita memperhatikan sejenak rekaman-rekaman kejadian disekitar kita yang sulit untuk dibantah kebenarannya, dan kepekaan kita atas ilustrasi rekaman tersebut akan menimbulkan rasa keprihatinan yang bertanggung jawab, ujar Johnni Purboyo Dir. Eks. LSM Peduli Pembangunan Bangsa “Dul BangSa” menutup pembicaraannya.(Iriyanto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar